Thursday, January 6, 2011
2 Pemain Indonesia Bermain Di CA Penarol
Pada awal tahun 2011 tepatnya 12 Januari, dua pemain binaan Indonesia akan memulai karir profesional mereka pada Club Atletico Penarol yang bermain di kompetisi Uruguay. Kedua pemain itu adalah Syamsir Alam dan Mochammad Zainal Haq yang bermain pada tim binaan Indonesia SAD U-19.
Kedua pemain ini telah dipantau oleh CA Penarol pada pertengahan tahun 2010 untuk diikutkan dalam kompetisi utama uruguay. Syamsir Alam dan Mochammad Zainal Haq merupakan pemain dari tim SAD Indonesia yang merukan tim binaan jangka panjang yang dimulai dari usia 19 tahun.
Hal ini merupakan perjanjian dengan klub CA Penarol bahwa kehadiran tim Indonesia SAD di Uruguay telah turut membantu dalam pembinaan pemain muda untuk kebutuhan jangka panjang. Dan diharapkan dapat membantu perkembangan pemain indonesia kedepannya.
Persepakbolaan indonesia memulai babak baru bersama LPI
Indonesia akan mendapatkan angin segar dengan adanya liga tandingan yaitu LPI.
Liga Primer Indonesia (LPI) hasil prakarsa dari bos perusahaan migas Medco, Arifin Panigoro. LPI hadir karena keprihatinan Arifin Panigoro terhadap kondisi roda kompetisi profesional yang tidak juga menghasilkan pemain berkualitas serta tim nasional yang berprestasi. LPI akan mulai bergulir pada 8 Januari 2011 dengan pertandingan perdana mempertemukan klub Solo FC melawan Persema Malang di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah.
Jika di Liga Super Indonesia (LSI) milik PSSI klub-klub peserta mendapat kucuran dana dari APBD Pemda sebesar miliaran rupiah setiap musim kompetisi. Maka di LPI klub akan mendapat subsidi. Besarnya tergantung dari kebutuhan masing-masing klub.
Untuk kelancaran bergulirnya roda kompetisi, pihak manajemen LPI pun sudah siap. Sudah ada 19 klub yang menyatakan bersedia ikut LPI.
Antara lain: Aceh United, Bali De Vata, Bandung FC, Batavia Union, Bogor Raya, Cendrawasih Papua, Jakarta 1928, Kabau Padang, Ksatria XI Solo, PSM Makassar, Manado United, Medan Bintang, Medan Chiefs, Persebaya, Persema, Persibo, Real Mataram, Semarang United dan Tangerang Wolves.
Walaupun masih terjadi polemik antara PSSI dan LPI namun kita harapkan dengan adanya kompetisi baru LPI maka akan ada perubahan terhadap sepakbola Indonesia kearah yang lebih baik dan memunculkan pemain yang berkualitas sehingga mampu membawa tim nasional berjaya dikancah internasional.
Monday, January 3, 2011
10 Tips Menjadi Pengusaha Sukses
Semua orang tentu ingin menjadi seorang yang sukses di dalam bidang apa saja yang sedang digelutinya. Dari sekian banyak orang yang punya keinginan itu, hanya sedikit yang mampu mewujudkannya. Berikut adalah 10 Tips Menjadi Pengusaha Sukses yang sangat penting untuk di ketahui bagi mereka yang ingin sukses di dalam segala usaha mereka. Selamat membaca.
1. Awali Dengan Impian dan Imajinasi
Sebelum manusia bisa mendarat di bulan, tak pernah ada yang berfikir bahwa hal itu adalah sebuah kenyataan. Ide mendarat di bulan pada awalnya adalah sebuah mimpi indah yang tak akan pernah terwujud. Namun impian dan imajinasi itu akhirnya berubah menjadi kenyataan ketika seseorang telah membuktikannya dengan pendaratan manusia pertama kali ke bulan. Yang perlu diingat adalah segala sesuatu keberhasilan itu bermula dari impian dan keyakinan dengan didorong oleh kerja keras untuk mewujudkannya. Jika anda mempunyai impian untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses dan punya niat untuk mewujudkannya, maka segeralah bangun dari mimpi anda. Bekerja keraslah untuk segera merubah mimpi anda itu menjadi kenyataan. Hanya seorang pemimpi yang mampu menciptakan dan membuat sebuah terobosan dalam produk, jasa ataupun ide yang bisa sukses. Mereka tidak mengenal kata tidak bisa atau tidak mampu.
2. Semangat dan Kegigihan
Antusiasme, semangat dan kegigihan adalah sebuah modal utama di dalam memulai sebuah perjuangan baru untuk mencapai keberhasilan. Bila anda loyo, tidak bersemangat dan dan bermalasan, yakinlah tidak lama lagi anda akan segera mengalami kegagalan total. Carilah motivasi usaha anda itu dengan mempelajari perjuangan pengusaha-pengusaha yang sukses pendahulu anda.
3. Mempunyai Pengetahuan Dasar-dasar Bisnis
Tanpa adanya pengetahuan dasar-dasar bisnis hanya akan membuat usaha anda seperti sebuah kelinci percobaan. Kemungkinan besar hanya akan banyak mengalami kegagalan. Tidak akan ada sukses tanpa sebuah pengetahuan. Yang terbaik adalah belajar sambil bekerja. Bekerja dengan orang lain dulu sebelum anda menjadi pebisnis sangat membantu anda menyerap ilmu dan pengalaman dan siap sukses.
4. Berani Mengambil Resiko
Setiap sesuatu yang kita usahakan tentu akan ada resikonya. Semakin besar hasil yang ingin dicapai, tentu kemungkinan resiko yang akan dialami apabila mengalami kegagalan juga besar. Orang yang berani mengambil resiko adalah calon orang yang sukses. Jangan takut akan kegagalan, tapi jadikanlah kegagalan itu sebagai batu loncatan menuju kesuksesan.
5. Kerja Keras
Hanya dengan bekerja keraslah sebuah usaha akan mengalami kemajuan dan kesuksesan. Bohong apabila ada yang mengatakan dia meraih keberhasilan yang gemilang hanya dengan duduk beberapa saat di tempat kerja seperti yang sering dikatakan pengiklan di internet. Sebenarnya awal mula mereka merintis usahanya itu adalah dengan kerja keras tanpa mengenal putus asa dan banyak berkorban waktu dan tenaga.
6. Mau Belajar Dari Pengalaman Orang Lain
Pepatah mengatakan: “Pengalaman adalah guru yang terbaik.” Seorang calon pengusaha yang sukses mau mengambil pengalaman dari orang lain dan dari dirinya sendiri. Apapun pengalaman seseorang itu baik kesuksesan atau kegagalan harus dijadikan suatu pelajaran yang berharga sebagai panduan dia dalam memulai usaha atau mengembangkan usahanya.
7. Bersedia Menerima kritikan dan Nasehat Dari Orang Lain
Sebagian orang menganggap bahwa kritikan yang ditujukan kepadanya itu adalah sebagai sebuah penghambat bagi kelangsungan usahanya. Akan tetapi bagi orang yang berfikir normal akan menjadikan kritikan atau bahkan nasehat dari orang lain itu sebagai gurunya yang membimbing dia ke arah sukses. Menerima kritikan berarti menyadari bahwa kita mempunyai kekurangan. Dengan mengetahui kekurangan yang ada pada kita maka kita bisa memperbaiki kekurangan itu. Berterimakasihlah kepada orang yang mau menegur dan mengkritik kita.
8. Menjalin Kerjasama Dengan Orang Lain
Betapapun pandainya seseorang itu, apabila dia bekerja sendiri maka perjuangannya itu hanya akan sia-sia belaka. Tidak ada seorang pebisnis pun yang mampu bekerja sendiri. Kerjasama dengan rekan, teman, mitra kerja dan klien sangat penting bagi perkembangan suatu bisnis. Merekalah yang akan memberi masukan, saran dan kritik dan membantu di saat-saat sulit. Seorang pebisnis harus mampu menjalin kerjasama dan bergaul untuk menjalin relasi bisnis dengan seluas-luasnya.
9. Berani Menghadapi Kegagalan
Jangan dikira para pebisnis yang telah mapan dan maju tidak pernah mengalami kegagalan. Bahkan mereka pun suatu waktu pernah mengalaminya. Hanya saja mereka tidak pernah putus asa dan terus berusaha sampai sukses. Orang yang takut gagal adalah orang yang pengecut yang tidak berani melakukan apapun dan kerjanya hanya menghayal saja.
10. Tidak Suka Menunda
Seperti kata pepapatah: “Time is money!” Oleh karena janganlah suka menunda-nunda suatu pekerjaan. Lakukanlah saat ini, sekarang juga selagi ada kesempatan. Menunda suatu pekerjaan berarti adalah suatu kerugian yang akan membuat anda menyesal.
kredit
1. Awali Dengan Impian dan Imajinasi
Sebelum manusia bisa mendarat di bulan, tak pernah ada yang berfikir bahwa hal itu adalah sebuah kenyataan. Ide mendarat di bulan pada awalnya adalah sebuah mimpi indah yang tak akan pernah terwujud. Namun impian dan imajinasi itu akhirnya berubah menjadi kenyataan ketika seseorang telah membuktikannya dengan pendaratan manusia pertama kali ke bulan. Yang perlu diingat adalah segala sesuatu keberhasilan itu bermula dari impian dan keyakinan dengan didorong oleh kerja keras untuk mewujudkannya. Jika anda mempunyai impian untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses dan punya niat untuk mewujudkannya, maka segeralah bangun dari mimpi anda. Bekerja keraslah untuk segera merubah mimpi anda itu menjadi kenyataan. Hanya seorang pemimpi yang mampu menciptakan dan membuat sebuah terobosan dalam produk, jasa ataupun ide yang bisa sukses. Mereka tidak mengenal kata tidak bisa atau tidak mampu.
2. Semangat dan Kegigihan
Antusiasme, semangat dan kegigihan adalah sebuah modal utama di dalam memulai sebuah perjuangan baru untuk mencapai keberhasilan. Bila anda loyo, tidak bersemangat dan dan bermalasan, yakinlah tidak lama lagi anda akan segera mengalami kegagalan total. Carilah motivasi usaha anda itu dengan mempelajari perjuangan pengusaha-pengusaha yang sukses pendahulu anda.
3. Mempunyai Pengetahuan Dasar-dasar Bisnis
Tanpa adanya pengetahuan dasar-dasar bisnis hanya akan membuat usaha anda seperti sebuah kelinci percobaan. Kemungkinan besar hanya akan banyak mengalami kegagalan. Tidak akan ada sukses tanpa sebuah pengetahuan. Yang terbaik adalah belajar sambil bekerja. Bekerja dengan orang lain dulu sebelum anda menjadi pebisnis sangat membantu anda menyerap ilmu dan pengalaman dan siap sukses.
4. Berani Mengambil Resiko
Setiap sesuatu yang kita usahakan tentu akan ada resikonya. Semakin besar hasil yang ingin dicapai, tentu kemungkinan resiko yang akan dialami apabila mengalami kegagalan juga besar. Orang yang berani mengambil resiko adalah calon orang yang sukses. Jangan takut akan kegagalan, tapi jadikanlah kegagalan itu sebagai batu loncatan menuju kesuksesan.
5. Kerja Keras
Hanya dengan bekerja keraslah sebuah usaha akan mengalami kemajuan dan kesuksesan. Bohong apabila ada yang mengatakan dia meraih keberhasilan yang gemilang hanya dengan duduk beberapa saat di tempat kerja seperti yang sering dikatakan pengiklan di internet. Sebenarnya awal mula mereka merintis usahanya itu adalah dengan kerja keras tanpa mengenal putus asa dan banyak berkorban waktu dan tenaga.
6. Mau Belajar Dari Pengalaman Orang Lain
Pepatah mengatakan: “Pengalaman adalah guru yang terbaik.” Seorang calon pengusaha yang sukses mau mengambil pengalaman dari orang lain dan dari dirinya sendiri. Apapun pengalaman seseorang itu baik kesuksesan atau kegagalan harus dijadikan suatu pelajaran yang berharga sebagai panduan dia dalam memulai usaha atau mengembangkan usahanya.
7. Bersedia Menerima kritikan dan Nasehat Dari Orang Lain
Sebagian orang menganggap bahwa kritikan yang ditujukan kepadanya itu adalah sebagai sebuah penghambat bagi kelangsungan usahanya. Akan tetapi bagi orang yang berfikir normal akan menjadikan kritikan atau bahkan nasehat dari orang lain itu sebagai gurunya yang membimbing dia ke arah sukses. Menerima kritikan berarti menyadari bahwa kita mempunyai kekurangan. Dengan mengetahui kekurangan yang ada pada kita maka kita bisa memperbaiki kekurangan itu. Berterimakasihlah kepada orang yang mau menegur dan mengkritik kita.
8. Menjalin Kerjasama Dengan Orang Lain
Betapapun pandainya seseorang itu, apabila dia bekerja sendiri maka perjuangannya itu hanya akan sia-sia belaka. Tidak ada seorang pebisnis pun yang mampu bekerja sendiri. Kerjasama dengan rekan, teman, mitra kerja dan klien sangat penting bagi perkembangan suatu bisnis. Merekalah yang akan memberi masukan, saran dan kritik dan membantu di saat-saat sulit. Seorang pebisnis harus mampu menjalin kerjasama dan bergaul untuk menjalin relasi bisnis dengan seluas-luasnya.
9. Berani Menghadapi Kegagalan
Jangan dikira para pebisnis yang telah mapan dan maju tidak pernah mengalami kegagalan. Bahkan mereka pun suatu waktu pernah mengalaminya. Hanya saja mereka tidak pernah putus asa dan terus berusaha sampai sukses. Orang yang takut gagal adalah orang yang pengecut yang tidak berani melakukan apapun dan kerjanya hanya menghayal saja.
10. Tidak Suka Menunda
Seperti kata pepapatah: “Time is money!” Oleh karena janganlah suka menunda-nunda suatu pekerjaan. Lakukanlah saat ini, sekarang juga selagi ada kesempatan. Menunda suatu pekerjaan berarti adalah suatu kerugian yang akan membuat anda menyesal.
kredit
Orang Kaya Indonesia (juga) Meningkat
Pertumbuhan orang kaya di Indonesia tak kalah signifikan dibandingkan negara-negara lain di Asia-Pasifik. Dalam kelompok ekonomi emerging market, Indonesia bahkan termasuk salah satu negara mesin pertumbuhan kawasan Asia-Pasifik.
Dari laporan Asia-Pasific Wealth Report 2010 yang dipublikasikan Capgemini Consulting Technology Outsourcing bekerja sama dengan Merril Lynch Wealth Management terungkap, jumlah populasi orang kaya di Indonesia pada akhir 2009 mencapai 24.000 orang. Artinya, jumlah orang berduit di Indonesia meningkat 28,3% dibanding 2008 yang hanya 19.000 orang.
Laporan tersebut juga mengungkapkan, angka pertumbuhan orang kaya di Indonesia lebih besar ketimbang Thailand yang hanya 19,6%, KoreaSelatan ( 21,2%), Jepang (20,8%), dan negara lainnya (11,1%). Tetapi, pertumbuhan populasi orang kaya di Indonesia masih di bawah Hong Kong yang mencapai 104,4%, India (50,9%), Taiwan (42,3%), Australia (34,4%), Singapura (32,7%), dan China (31%).
Kendati meningkat signifikan, dilihat dari sisi jumlah, populasi orang kaya di Indonesia termasuk rendah. Jumlah tertinggi dicapai Jepang dengan populasi orang kaya mencapai 1,65 juta orang. Lalu, negara di Asia-Pasifik dengan populasi orang kaya terbanyak kedua adalah China dengan 477.000 orang, diikuti Australia (174.000 orang). Posisi selanjutnya ditempati Korea Selatan dengan 127.000 orang, India juga 127.000 orang, Taiwan (83.000 orang), Singapura (82.000 orang), Hong Kong (76.000 orang), dan Thailand (50.000 orang).
Indonesia berada di urutan selanjutnya dengan populasi orang kaya sebanyak 24.000 orang. Sementara negara-negara lain termasuk Kazakhstan, Malaysia, Myanmar, Selandia Baru, Pakistan, Filipina, Srilanka, dan Vietnam diestimasikan memiliki populasi orang kaya sebanyak 154.000 atau tumbuh 11,1% dibanding tahun sebelumnya. Lalu, berdasarkan distribusi nilai kekayaan orang kaya di Asia-Pasifik, Indonesia menyumbang 0,8% atau sebesar USD80 miliar pada 2009. Angka ini meningkat 30,6% dibanding 2008.
Jepang tetap berada di urutan pertama dengan menyumbang USD3,89 triliun atau 40,3% dari total nilai kekayaan di kawasan dan meningkat 22,4% dibanding tahun sebelumnya. Kemudian disusul China dengan sumbangan nilai kekayaan USD2,347 triliun atau 24,3% dan meningkat 40,4% dibanding tahun sebelumnya. Australia menyumbang USD519 miliar atau 5,4% dan meningkat 36,7%.
Nilai kekayaan populasi orang kaya India sebesar USD477 miliar atau menyumbang 4,9% di kawasan. Sementara Hong Kong menyumbang 3,9% untuk kawasan dengan nilai kekayaan USD379 miliar. Nilai kekayaan populasi orang kaya Singapura sebesar USD369 miliar atau menyumbang 3,8% untuk kawasan. Korea Selatan menyumbang 3,5% dengan nilai kekayaan USD340 miliar. Taiwan menyumbang 2,7% dengan nilai kekayaan USD264 miliar dan Thailand menyumbang 2,4% dengan nilai kekayaan USD232 miliar.
Negara-negara lain diestimasikan menyumbang 7,8% untuk kawasan dengan nilai kekayaan USD749 miliar pada 2009. Laporan ini menyebutkan, China dan India diekspektasi akan menjadi negara di Asia-Pasifik dengan pertumbuhan populasi orang kaya tertinggi dalam beberapa tahun mendatang. Sementara negara-negara emerging market di antaranya Indonesia dan Thailand akan menjadi mesin utama pertumbuhan di kawasan ini untuk populasi orang kaya.
Negara-negara ini memiliki pertumbuhan rata-rata untuk populasi orang kaya sebesar 33,2% pada 2009 dengan nilai kekayaan meningkat lebih dari 40%. Meski demikian, China dan India masih tetap sebagai dua negara dengan pertumbuhan populasi orang kaya tercepat di dunia. Kemudian, berdasarkan laporan versi lain dari data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Juni 2010 terungkap, populasi orang kaya di Indonesia mencapai 200.000 orang.
Angka ini merupakan hitungan dari jumlah orang yang memiliki simpanan dana di bank di atas Rp1 miliar per orang. Hal itu belum termasuk aset lain di luar bank seperti aset fisik berbentuk rumah, tanah, dan bangunan lainnya. LPS melansir jumlah nasabah dengan simpanan di atas Rp100 juta ada sekira 2 juta. Meski sedikit berbeda dengan laporan Asia-Pasific Wealth Report 2010, LPS mengestimasikan pertumbuhan orang kaya di Indonesia pada 2010 sebesar 8,1%.
Laporan Asia Wealth Report 2010 juga memaparkan secara rinci ke mana saja distribusi investasi kekayaan para orang kaya di Asia-Pasifik termasuk Indonesia. Di antaranya untuk Indonesia sebanyak 33% aset kekayaan disimpan dalam bentuk tabungan atau deposito. Kemudian disusul investasi untuk real estat sebesar 22%, saham 19%, pendapatan tetap 16%, dan 10% untuk investasi alternatif yang di dalamnya termasuk kurs mata uang asing, derivatif, komoditas, dan lainnya.
Hal serupa juga dilakukan orang kaya Jepang di mana alokasi terbesar investasi terdapat pada tabungan dan deposito (29%), kemudian pendapatan tetap (25%), real estat (23%), saham (19%), dan investasi alternatif (4%). Hal berbeda ditunjukkan orang kaya di China yang lebih suka berinvestasi untuk saham (42%), baru kemudian real estat (27%), tabungan atau deposito (15%), pendapatan tetap (12%), serta investasi alternatif hanya 5%.
Berbeda alokasi investasi para orang kaya di Singapura terbesar justru untuk real estat (34%), kemudian disusul saham (25%), tabungan atau deposito (19%), pendapatan tetap (16%), dan investasi alternatif (5%). Serupa dengan Singapura, kebanyakan orang kaya di Australia lebih suka berinvestasi untuk real estat (40%), baru kemudian saham (25%), simpanan atau deposito (18%), pendapatan tetap (14%), dan investasi alternatif (4%). Sedangkan orang kaya di India lebih suka berinvestasi di saham (32%), pendapatan tetap (25%), real estat (22%), tabungan atau deposito (13%), dan investasi alternatif (8%).
Para orang kaya di Malaysia lebih suka berinvestasi di saham (30%), tabungan atau deposito (23%), pendapatan tetap (22%), real estat (22%), dan investasi alternatif (3%). “Di Jepang, Taiwan, dan Indonesia, para orang kaya tampaknya berinvestasi di saham dalam level yang rendah hanya antara 19–20%. Negara-negara ini memiliki pasar saham yang mapan. Orang-orang kaya di negara ini lebih suka berinvestasi pada pendapatan tetap dan real estat,” ungkap laporan ini.
Terkait ke negara mana saja investasi yang dilakukan para orang kaya di Asia-Pasifik termasuk Indonesia, mereka lebih menyukai berinvestasi di negaranya sendiri. Mereka juga sudah mulai mencari peluang untuk berinvestasi di kawasan lain seperti Timur Tengah dan Amerika Latin. Sekira 71% orang kaya di Indonesia lebih suka berinvestasi di kawasan Asia-Pasifik, 14% investasi di Amerika Utara, Eropa (8%), Afrika (6%), dan Timur Tengah (1%).
Sedangkan 85% orang kaya di China lebih suka berinvestasi di Asia-Pasifik. Sementara di kawasan Amerika Utara hanya 8%, Eropa (4%), Amerika Latin (3%), dan Afrika (1%). Tidak berbeda dengan para orang kaya di Singapura yang lebih suka berinvestasi di Asia-Pasifik (80%), Amerika Utara (9%), Eropa (8%), Amerika Latin (2%),dan Timur Tengah (1%). Sementara para orang kaya di Jepang yang lebih memilih berinvestasi di Asia-Pasifik mencapai 43%, Amerika Utara (30%), Eropa (13%), Amerika Latin (10%), Timur Tengah dan Afrika masing-masing 2%.
OkeZone
CEO Sarjana Bukan Jaminan
TIDAK selamanya CEO yang menyandang gelar sarjana akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Hanya sedikit ditemukan bukti bahwa pendidikan CEO terkait dengan kinerja perusahaan.
Seorang CEO yang menyandang gelar sarjana dengan level pendidikan lebih tinggi, ternyata tidak menjamin akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik. Sebuah penelitian mengungkapkan fakta, meski para CEO bergelar sarjana, tetapi kinerja mereka tidak lebih baik dibanding mereka yang tidak menyandang gelar sarjana, bahkan mereka yang putus sekolah sekalipun. Setidaknya, itulah hasil penelitian terbaru yang dilakukan Universitas New Hampshire, Amerika Serikat (AS). Pada hasil studi “CEO Education, CEO Turnover, and Firm Performance” yang dipublikasi September 2010 ini, terungkap fakta bahwa CEO yang memiliki gelar sarjana tidak selamanya berpengaruh pada kinerja perusahaan secara jangka panjang.
Fakta ini terungkap ketika kinerja perusahaan sedang menurun, seorang CEO––mereka yang lulusan perguruan tinggi prestisius sekalipun–– yang dituntut harus mampu memperbaiki kinerja perusahaan, ternyata tidak bisa melakukan yang lebih baik dibanding karyawan lain. “Temuan kami mengungkapkan bahwa jajaran direksi maupun para peneliti harus berhati-hati dalam menentukan kualifikasi yang berlebihan terkait pendidikan untuk menilai kemampuan mereka dalam memimpin perusahaan dan mengoptimalkan kinerja saham,” ujar Brian Bolton, pemimpin peneliti dan asisten profesor bidang keuangan pada Whittemore School of Business and Economics Universitas New Hampshire.
Analisis penelitian yang dilakukan didasarkan pada hubungan antara pendidikan CEO, pergantian CEO, dan kinerja perusahaan. Para peneliti menggunakan beberapa ukuran untuk menilai pendidikan CEO, diantaranya apakah sang CEO merupakan lulusan dari 20 perguruan tinggi (PT) ternama atau tidak? Apakah CEO memiliki gelar MBA, Hukum atau gelas master lain dari 20 perguruan tinggi ternama? Penelitian ini menganalisa data hampir 1.500 perusahaan pengalaman dan 2.600 kasus pergantian CEO dari tahun 1992 hingga 2007.
Dari penelitian ini memang ditemukan fakta bawa perusahaan yang merekrut seorang CEO dengan gelar MBA, dia mampu memperbaiki operasi kinerja perusahaan secara jangka pendek. Tetapi, para peneliti tidak menemukan korelasi sistematis yang signifikan antara level pendidikan para pemangku jabatan top manajemen dengan kinerja perusahaan jangka panjang. “Hasil penelitian kami menunjukkan, pendidikan CEO tidak banyak berperan dalam keputusan perusahaan untuk menggantikan kinerja CEO sebelumnya. CEO dengan kinerja kurang menggembirakan diganti bukan karena level pendidikan mereka,” tambahnya.
Ternyata, pendidikan CEO sangat berperan dalam proses pergantian CEO. Ada korelasi yang sangat signifikan antara pendidikan CEO baru yang terpilih dengan CEO lama yang digantikannya. Kenyataannya, pendidikan CEO tidak tampak sebagai representasi yang layak untuk mengukur kemampuan CEO. Dari hasil analisa data yang ada, tercatat 25 persem CEO memiliki pendidikan strata satu dari PT ternama di jajaran 20 teratas, sementara 85 persen lainnya merupakan alumni dari PT di luar negeri yang tidak masuk 20 jajaran teratas. Kemudian 15 persen diantaranya yang memiliki gelar MBA yang merupakan lulusan S1 dari 20 PT ternama. Dari para CEO yang memiliki gelas MBA, 63 persen diantaranya merupakan lulusan dari program MBA di 20 PT ternama.
Sekira 15 persen CEO yang menjadi sampel memiliki gelar S1 di bidang hukum, 44 persen diantaranya merupakan lulusan dari 20 PT ternama. Kurang dari 1 persen CEO yang memiliki dua gelar yakni MBA dan hukum. Sekira 14 persen CEO memiliki gelar master non MBA dan hukum. Dengan melihat karakteristik perusahaan dan CEO lintas sampel, hampir tidak ada perbedaan substansial. Rata-rata CEO berusia 56 tahun ke bawah bergelar MBA. Sementara CEO berusia di atas 56 tahun rata-rata bergelar master hukum. Masa kerja CEO yang bergelar MBA rata-rata 8,4 tahun. Sedangkan mereka yang bergelar master hukum rata-rata lebih lama. Nah, tingkat kinerja saham hampir serupa di seluruh sampel. Menurut Bolton, tidak satupun ukuran pendidikan CEO yang secara sistematis terkait dengan kinerja bagus perusahaan.
Justru hanya sedikit ditemukan bukti pendidikan CEO terkait dengan kinerja perusahaan. Sementara perusahaan mungkin akan menikmati perbaikan kinerja jangka pendek dengan merekrut CEO bergelar MBA, atau sebaliknya perusahaan mungkin akan mengalami penurunan jangka pendek setelah merekrut CEO dengan gelar master non MBA. Namun keterkaitan ini tidak bisa digeneralisasi kepada semua perusahaan atau kepada semua level pendidikan CEO. Bagaimanapun juga, jajaran komisaris perusahaan mencoba memberikan persyaratan tertentu bagi pendidikan CEO guna mendapatkan eksekutif potensial. Temuan studi ini mengungkapkan fakta, ketika pendidikan memainkan peranan penting dalam proses perekrutan CEO, hal itu tidak akan berdampak pada kinerja perusahaan secara jangka panjang.
“Pendidikan memang tidak banyak berpengaruh pada kinerja perusahaan. Lantas mengapa para komisaris perusahaan demikian mempertimbangkannya dalam proses evaluasi?” ujar Bolton. Menurut Bolton, mungkin hal itu disebabkan karena ketika merekrut CEO, perusahaan memiliki sedikit identifikasi dan kriteria ukuran yang digunakan. Tentu saja, karena ini terkait dengan siapa yang bakal menakhodai perusahaan. Karena itu proses perekrutan pun mempertimbangkan beragam syarat yang cukup ketat, terutama dalam hal kemampuan manajerial. Kemampuan interpersonal, kepemimpinan dan visi strategis adalah beberapa syarat mutlak yang harus dimiliki CEO. Tetapi, untuk yang satu ini cukup sulit untuk mendapatkan ukurannya. Jajaran komisaris perusahaan akhirnya melakukan penilaian pada pengalaman kerja, rekam jejak (track record), dan pendidikan seorang CEO.
Kendati begitu, Bolton memberikan catatan pada studi ini. Pertama, penelitian ini hanya mempertimbangkan pendidikan CEO. Tidak mempertimbangkan keseluruhan tim manajemen, termasuk manager dan jajaran direksi lain. Adalah sangat mungkin bahwa sebuah perusahaan dengan tim manajemen yang memiliki kualitas pendidikan yang tinggi akan mampu memiliki kinerja lebih baik dibanding yang tidak. Kedua, penelitian ini tidak membedakan antara jenis gelar sarjana baik untuk S1 atau S2.
OkeZone
Seorang CEO yang menyandang gelar sarjana dengan level pendidikan lebih tinggi, ternyata tidak menjamin akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik. Sebuah penelitian mengungkapkan fakta, meski para CEO bergelar sarjana, tetapi kinerja mereka tidak lebih baik dibanding mereka yang tidak menyandang gelar sarjana, bahkan mereka yang putus sekolah sekalipun. Setidaknya, itulah hasil penelitian terbaru yang dilakukan Universitas New Hampshire, Amerika Serikat (AS). Pada hasil studi “CEO Education, CEO Turnover, and Firm Performance” yang dipublikasi September 2010 ini, terungkap fakta bahwa CEO yang memiliki gelar sarjana tidak selamanya berpengaruh pada kinerja perusahaan secara jangka panjang.
Fakta ini terungkap ketika kinerja perusahaan sedang menurun, seorang CEO––mereka yang lulusan perguruan tinggi prestisius sekalipun–– yang dituntut harus mampu memperbaiki kinerja perusahaan, ternyata tidak bisa melakukan yang lebih baik dibanding karyawan lain. “Temuan kami mengungkapkan bahwa jajaran direksi maupun para peneliti harus berhati-hati dalam menentukan kualifikasi yang berlebihan terkait pendidikan untuk menilai kemampuan mereka dalam memimpin perusahaan dan mengoptimalkan kinerja saham,” ujar Brian Bolton, pemimpin peneliti dan asisten profesor bidang keuangan pada Whittemore School of Business and Economics Universitas New Hampshire.
Analisis penelitian yang dilakukan didasarkan pada hubungan antara pendidikan CEO, pergantian CEO, dan kinerja perusahaan. Para peneliti menggunakan beberapa ukuran untuk menilai pendidikan CEO, diantaranya apakah sang CEO merupakan lulusan dari 20 perguruan tinggi (PT) ternama atau tidak? Apakah CEO memiliki gelar MBA, Hukum atau gelas master lain dari 20 perguruan tinggi ternama? Penelitian ini menganalisa data hampir 1.500 perusahaan pengalaman dan 2.600 kasus pergantian CEO dari tahun 1992 hingga 2007.
Dari penelitian ini memang ditemukan fakta bawa perusahaan yang merekrut seorang CEO dengan gelar MBA, dia mampu memperbaiki operasi kinerja perusahaan secara jangka pendek. Tetapi, para peneliti tidak menemukan korelasi sistematis yang signifikan antara level pendidikan para pemangku jabatan top manajemen dengan kinerja perusahaan jangka panjang. “Hasil penelitian kami menunjukkan, pendidikan CEO tidak banyak berperan dalam keputusan perusahaan untuk menggantikan kinerja CEO sebelumnya. CEO dengan kinerja kurang menggembirakan diganti bukan karena level pendidikan mereka,” tambahnya.
Ternyata, pendidikan CEO sangat berperan dalam proses pergantian CEO. Ada korelasi yang sangat signifikan antara pendidikan CEO baru yang terpilih dengan CEO lama yang digantikannya. Kenyataannya, pendidikan CEO tidak tampak sebagai representasi yang layak untuk mengukur kemampuan CEO. Dari hasil analisa data yang ada, tercatat 25 persem CEO memiliki pendidikan strata satu dari PT ternama di jajaran 20 teratas, sementara 85 persen lainnya merupakan alumni dari PT di luar negeri yang tidak masuk 20 jajaran teratas. Kemudian 15 persen diantaranya yang memiliki gelar MBA yang merupakan lulusan S1 dari 20 PT ternama. Dari para CEO yang memiliki gelas MBA, 63 persen diantaranya merupakan lulusan dari program MBA di 20 PT ternama.
Sekira 15 persen CEO yang menjadi sampel memiliki gelar S1 di bidang hukum, 44 persen diantaranya merupakan lulusan dari 20 PT ternama. Kurang dari 1 persen CEO yang memiliki dua gelar yakni MBA dan hukum. Sekira 14 persen CEO memiliki gelar master non MBA dan hukum. Dengan melihat karakteristik perusahaan dan CEO lintas sampel, hampir tidak ada perbedaan substansial. Rata-rata CEO berusia 56 tahun ke bawah bergelar MBA. Sementara CEO berusia di atas 56 tahun rata-rata bergelar master hukum. Masa kerja CEO yang bergelar MBA rata-rata 8,4 tahun. Sedangkan mereka yang bergelar master hukum rata-rata lebih lama. Nah, tingkat kinerja saham hampir serupa di seluruh sampel. Menurut Bolton, tidak satupun ukuran pendidikan CEO yang secara sistematis terkait dengan kinerja bagus perusahaan.
Justru hanya sedikit ditemukan bukti pendidikan CEO terkait dengan kinerja perusahaan. Sementara perusahaan mungkin akan menikmati perbaikan kinerja jangka pendek dengan merekrut CEO bergelar MBA, atau sebaliknya perusahaan mungkin akan mengalami penurunan jangka pendek setelah merekrut CEO dengan gelar master non MBA. Namun keterkaitan ini tidak bisa digeneralisasi kepada semua perusahaan atau kepada semua level pendidikan CEO. Bagaimanapun juga, jajaran komisaris perusahaan mencoba memberikan persyaratan tertentu bagi pendidikan CEO guna mendapatkan eksekutif potensial. Temuan studi ini mengungkapkan fakta, ketika pendidikan memainkan peranan penting dalam proses perekrutan CEO, hal itu tidak akan berdampak pada kinerja perusahaan secara jangka panjang.
“Pendidikan memang tidak banyak berpengaruh pada kinerja perusahaan. Lantas mengapa para komisaris perusahaan demikian mempertimbangkannya dalam proses evaluasi?” ujar Bolton. Menurut Bolton, mungkin hal itu disebabkan karena ketika merekrut CEO, perusahaan memiliki sedikit identifikasi dan kriteria ukuran yang digunakan. Tentu saja, karena ini terkait dengan siapa yang bakal menakhodai perusahaan. Karena itu proses perekrutan pun mempertimbangkan beragam syarat yang cukup ketat, terutama dalam hal kemampuan manajerial. Kemampuan interpersonal, kepemimpinan dan visi strategis adalah beberapa syarat mutlak yang harus dimiliki CEO. Tetapi, untuk yang satu ini cukup sulit untuk mendapatkan ukurannya. Jajaran komisaris perusahaan akhirnya melakukan penilaian pada pengalaman kerja, rekam jejak (track record), dan pendidikan seorang CEO.
Kendati begitu, Bolton memberikan catatan pada studi ini. Pertama, penelitian ini hanya mempertimbangkan pendidikan CEO. Tidak mempertimbangkan keseluruhan tim manajemen, termasuk manager dan jajaran direksi lain. Adalah sangat mungkin bahwa sebuah perusahaan dengan tim manajemen yang memiliki kualitas pendidikan yang tinggi akan mampu memiliki kinerja lebih baik dibanding yang tidak. Kedua, penelitian ini tidak membedakan antara jenis gelar sarjana baik untuk S1 atau S2.
OkeZone
Kenaikan Gaji PNS 2011
Pemerintah dalam RAPBN 2011 berencana menaikkan gaji pokok sebesar rata-rata 10 persen bagi PNS/TNI/Polri dan pensiunan serta tetap akan memberikan gaji dan pensiun bulan ke-13 bagi PNS/TNI/Polri dan pensiunan.
Demikian salah satu isi pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyampaikan RUU APBN 2011 berikut nota keuangannya dalam Rapat Paripurna DPR RI di Jakarta, Senin (16/8).
Dijelaskan Presiden, melalui kebijakan ini penghasilan PNS dengan pangkat terendah meningkat dari Rp1.895.700 menjadi Rp2.000.000, dan khusus bagi guru dengan pangkat terendah, pendapatannya meningkat dari Rp2.496.100 menjadi Rp2.654.000. Sementara itu, bagi anggota TNI/Polri dengan pangkat terendah, penghasilannya meningkat dari Rp2.505.200 menjadi Rp2.625.000. “Perbaikan pendapatan itu dimaksudkan agar para guru dapat melaksanakan tanggung jawabnya sebagai pendidik generasi mendatang bangsa,” kata Presiden.
Selain itu, untuk meningkatkan kinerja birokrasi pemerintahan, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,4 triliun untuk melanjutkan dan memantapkan pelaksanaan reformasi birokrasi dengan fokus pada peningkatan kualitas pelayanan publik serta tata kelola pemerintahan yang lebih baik. Menurut Presiden, sasaran yang ingin dicapai dari prioritas reformasi birokrasi adalah makin mantapnya tata kelola pemerintahan yang lebih baik.
“Hal ini kita lakukan melalui terobosan kinerja secara terpadu, penuh integritas, akuntabel, taat kepada hukum dan transparan. Reformasi birokrasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik yang ditopang oleh kapasitas pegawai yang memadai,” katanya.
Pemerintah menyusun RAPBN 2011 dengan postur pendapatan negara dan hibah sebesar Rp1.086,4 triliun. Sementara itu Mobil Keluarga Ideal Terbaik Indonesiabelanja negara direncanakan sebesar Rp 1.202 triliun sehingga terdapat defisit sebesar Ep115,7 triliun atau 1,7 persen dari PDB. Belanja Kementerian dan Lembaga Pemerintah direncanakan sebesar RP395,2 triliun. Belanja Lembaga Negara Non Pemerintah direncanakan sebesar Rp15,2 triliun. Sedangkan transfer ke daerah direncanakan sebesar Rp378,4 triliun.
Berikut ini perincian detail gaji PNS dari golongan terendah ke tertinggi:
* Pegawai Golongan Ia dengan masa kerja 0 tahun sebesar Rp 1.040.000
* Pegawai Golongan Ia dengan masa kerja 4 tahun sebesar Rp 1.091.700
* Pegawai Golongan Ia dengan masa kerja 16 tahun sebesar Rp 1.262.700
* Pegawai Golongan IIa dengan masa kerja 0 tahun sebesar Rp 1.320.300
* Pegawai Golongan IIb dengan masa kerja 5 tahun sebesar Rp 1.462.300
* Pegawai Golongan IIb dengan masa kerja 15 tahun sebesar Rp 1.650.800
* Pegawai Golongan IIc dengan masa kerja 3 tahun sebesar Rp 1.487.600
* Pegawai Golongan IIc dengan masa kerja 7 tahun sebesar Rp 1.561.600
* Pegawai Golongan IIc dengan masa kerja 15 tahun sebesar Rp 1.720.700
* Pegawai Golongan IId dengan masa kerja 3 tahun sebesar Rp 1.550.600
* Pegawai Golongan IId dengan masa kerja 7 tahun sebesar Rp 1.627.600
* Pegawai Golongan IId dengan masa kerja 15 tahun sebesar Rp Rp 1.793.400
* Pegawai Golongan IIIa dengan masa kerja 0 tahun sebesar Rp 1.655.800
* Pegawai Golongan IIIa dengan masa kerja 4 tahun sebesar Rp 1.738.100
* Pegawai Golongan IIIa dengan masa kerja 10 tahun sebesar Rp 1.869.300
* Pegawai Golongan IVa dengan masa kerja 0 tahun sebesar Rp 1.954.300
* Pegawai Golongan IVa dengan masa kerja 4 tahun sebesar Rp 2.051.400
* Pegawai Golongan IVa dengan masa kerja 10 tahun sebear Rp 2.206.200
* Pegawai Golongan IVa dengan masa kerja 32 tahun sebesar Rp 2.880.800
Demikian salah satu isi pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyampaikan RUU APBN 2011 berikut nota keuangannya dalam Rapat Paripurna DPR RI di Jakarta, Senin (16/8).
Dijelaskan Presiden, melalui kebijakan ini penghasilan PNS dengan pangkat terendah meningkat dari Rp1.895.700 menjadi Rp2.000.000, dan khusus bagi guru dengan pangkat terendah, pendapatannya meningkat dari Rp2.496.100 menjadi Rp2.654.000. Sementara itu, bagi anggota TNI/Polri dengan pangkat terendah, penghasilannya meningkat dari Rp2.505.200 menjadi Rp2.625.000. “Perbaikan pendapatan itu dimaksudkan agar para guru dapat melaksanakan tanggung jawabnya sebagai pendidik generasi mendatang bangsa,” kata Presiden.
Selain itu, untuk meningkatkan kinerja birokrasi pemerintahan, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,4 triliun untuk melanjutkan dan memantapkan pelaksanaan reformasi birokrasi dengan fokus pada peningkatan kualitas pelayanan publik serta tata kelola pemerintahan yang lebih baik. Menurut Presiden, sasaran yang ingin dicapai dari prioritas reformasi birokrasi adalah makin mantapnya tata kelola pemerintahan yang lebih baik.
“Hal ini kita lakukan melalui terobosan kinerja secara terpadu, penuh integritas, akuntabel, taat kepada hukum dan transparan. Reformasi birokrasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik yang ditopang oleh kapasitas pegawai yang memadai,” katanya.
Pemerintah menyusun RAPBN 2011 dengan postur pendapatan negara dan hibah sebesar Rp1.086,4 triliun. Sementara itu Mobil Keluarga Ideal Terbaik Indonesiabelanja negara direncanakan sebesar Rp 1.202 triliun sehingga terdapat defisit sebesar Ep115,7 triliun atau 1,7 persen dari PDB. Belanja Kementerian dan Lembaga Pemerintah direncanakan sebesar RP395,2 triliun. Belanja Lembaga Negara Non Pemerintah direncanakan sebesar Rp15,2 triliun. Sedangkan transfer ke daerah direncanakan sebesar Rp378,4 triliun.
Berikut ini perincian detail gaji PNS dari golongan terendah ke tertinggi:
* Pegawai Golongan Ia dengan masa kerja 0 tahun sebesar Rp 1.040.000
* Pegawai Golongan Ia dengan masa kerja 4 tahun sebesar Rp 1.091.700
* Pegawai Golongan Ia dengan masa kerja 16 tahun sebesar Rp 1.262.700
* Pegawai Golongan IIa dengan masa kerja 0 tahun sebesar Rp 1.320.300
* Pegawai Golongan IIb dengan masa kerja 5 tahun sebesar Rp 1.462.300
* Pegawai Golongan IIb dengan masa kerja 15 tahun sebesar Rp 1.650.800
* Pegawai Golongan IIc dengan masa kerja 3 tahun sebesar Rp 1.487.600
* Pegawai Golongan IIc dengan masa kerja 7 tahun sebesar Rp 1.561.600
* Pegawai Golongan IIc dengan masa kerja 15 tahun sebesar Rp 1.720.700
* Pegawai Golongan IId dengan masa kerja 3 tahun sebesar Rp 1.550.600
* Pegawai Golongan IId dengan masa kerja 7 tahun sebesar Rp 1.627.600
* Pegawai Golongan IId dengan masa kerja 15 tahun sebesar Rp Rp 1.793.400
* Pegawai Golongan IIIa dengan masa kerja 0 tahun sebesar Rp 1.655.800
* Pegawai Golongan IIIa dengan masa kerja 4 tahun sebesar Rp 1.738.100
* Pegawai Golongan IIIa dengan masa kerja 10 tahun sebesar Rp 1.869.300
* Pegawai Golongan IVa dengan masa kerja 0 tahun sebesar Rp 1.954.300
* Pegawai Golongan IVa dengan masa kerja 4 tahun sebesar Rp 2.051.400
* Pegawai Golongan IVa dengan masa kerja 10 tahun sebear Rp 2.206.200
* Pegawai Golongan IVa dengan masa kerja 32 tahun sebesar Rp 2.880.800
Subscribe to:
Posts (Atom)